Kamis, 04 Desember 2008

Namamu Dihatiku

Terambang dalam bimbang
Aku mengenang
Dalam tiap pahatan hati
Dalam tiap ukiran rindu
Aku termangu
Selalu ada namamu

Menjelma bagai Rama
Menjunjungku atas singgasana kaca
Menyangkar rasaku
Tuk jadi hanya milikmu

Saat hatiku kosong
Segala tingkah hanya keraguan
Saat keraguan bertitah menyongsong
Segala ucapmu mendamaikan

Dirimu, pelipur lara
Penghapus air mata
Penyejuk asa
Dikala gundah gulana mendera,
Biarkanlah hanya aku
Menempati ruang kosong di hatimu
Menemani dalam tiap resahmu

Sabtu, 29 November 2008

Tentang Dia

Malam bagai kelabu
Saat dia tak bersmaku
Langit ku rasa sendu
Saat dia tak menemaniku
Suara terdengar bisu
Saat dia tak bicara padaku

Bersamanya
Waktu berjalan, cepat
Tanpanya
Hati terbeban, berat

Bolehkah aku belajar
Menerima hadirnya disisiku
Sebisa yang ku mampu

Jumat, 14 November 2008

Aku Terbiasa Dia Ada

Menjemu di keheningan
Aku terjaga dalam tidur
Tebersit kerinduan
Aku luluh, lebur

Ku tahan pandangan
Bayangnya tak jua mengabur
Tersudut di pojokan dipan-dipan
Aku terduduk, terpekur

Kubuka dimensi angan
Yang tak mampu terukur
Sedang panah kasih membelah awan
Namun tak urung jua embun bertabur

Tersemai cintanya perlahan
Dalam hatiku yang berlumpur
Tumbuh menyanjung perasaan
Tinggi tak beralur

Beriring memuja bahagia
Ketika ia memberi kata
Saat aku tak lagi punya makna
Tanpanya, hanya hampa
Terbiasaku karna dia ada

Selasa, 11 November 2008

Benarkah...

Di sudut terang
Senyum terkembang
Membayang kisah yg telah terkenang
Asaku ringan, riang
Terpahat canda
Pada hati yg tak berpunya
Mencintainya,
Benarkah itu yang kurasa?

Sabtu, 08 November 2008

Lirik Kata Tanpa Nada

Detikan rintik menggetar lara
Menggelitik diri tuk mengucap suara
Apa yang kupunya tuk mengecap luka
Yang tersayat dalam hati yang tak terbuka
Berkataku pada hembusan dingin
Menangisku pada jeritan batin
Menusuk tulang yang menyentak sanubari
Sampai di sini,
Ku toreh denyut nadi dalam sukma
Terpesona dalam buai mimpi yang tak berujung jua
Membimbang asa
Mendengar suara2 berbeda dalam lirik kata tanpa nada
Mendegup jantung ini
Bertanya,
Bertanyaku pada senandung bulan yang tak mampu bernyanyi
Di sini,
Masihkahku punya arti

Kegagalanku

Saat kegagalan habiskan segala khayal
Pupus harap putuskan tali asa
Berontak hati ingin tetap berjuang
Namun telah pula hilang semangat

Telah penat berjalan
Telah lelah berjuang
Telah pula aq kecewa yang berulang2

Setiapku melangkah
Jalan buntu ku temui
Hingga tersesat tak tentu arah

Setiapku berkata
Hilang suara ditelan bunyi
Hingga habis nafas menyerah

Setiap ku menangis
Isak air mata ku gigit sendiri
Tak pernah ada yang perduli

Setiap detik yang berdetak
Hanya ku lalui dalam sendiri
Bersama semua kegagalan yang ku benci

Sepi Penantian

Dalam pekat langit di malam kelam
Separuh bintang membuka cakrawala
Menggariskan medan warna, pelangi harapan
Di atas mega
Mengukir cinta dengan pena asmara
Dalam kasih semesta
Melagukan jerit rindu
Untaian embun di pipi
Menya'irkan lagu duka melewati segala dusta
Yang tanpa henti mengurai nestapa
Dan berakhir dalam segala kegalauan
Keresahan jiwa
Tanpa hadirnya seorang mentari kalbu
Hari akan selalu gulita
Dalam sepi penantianku

Retakan Hati

Kosong, Sepi
Rasa hampa yang menyakitkan kini telah kembali
Mengusik hati yang retak
hingga pecah berkeping2
Menyatukannya lagi, Menghancurkannya lagi
Rindu yang kian erat melekat
Kini semakin mengikat
Akankah yang kurasa mewujud menjadi tak hanya kasih semata
Ataukah hanya tipu belaka?
Rasa yang hanya kan membuat luka
Dan luka yang membawa berjuta kepedihan
Haruskah ku terus berjuang dan berharap
ataukah bersiap tuk menanggung luka
yang semakin mendalam?

Jumat, 07 November 2008

Tanyaku

Asaku yang telah lama hilang
Berkata dalam kebisuan gundahnya jiwa
Tak pernah tergubris oleh rindunya
Ternyata terbalaskan oleh kasih sayang

Rinduku yang terpental oleh waktu
Bernyanyi dalam sepinya malam
Hati yang telah putih kembali kusam
Dalam bayangan lagu sendu

Segala pudaran kenangan yang telah silam
Diputar berbalik menghadang waktu
Hingga ku jumpainya terpendam
Terkubur dalam dasar lubang itu

Hatiku yang telah tertutup untuknya
mengapa ia membuka lagi ?
Besar rasa salahku padanya
Saat ku memutuskan segala apa yang kami lalui
Namun kuterenyuh, kusadari
hatiku kembali dibawanya
Akankah hatiku kembalikan semua rasa
Pada kata cinta

Seuntai Pernyataan Hati

Pernah ku berkata pada angin
"Gelombang akan terus saja bergulung pabila adanya"
Pernah ku berkata pada awan
"Cuaca akan selalu cerah dalam sinaran mentari"
Pernah ku berkata pada rimbunan pohon
"Hari akan selalu sejuk sepanjang waktu"

Pernah ku berkata pada hati
Perjalanan kehidupan hanya berputar2 diantara itu saja
Pernah ku berkata pada segala yang ku punya
Hidup akan selalu dipenuhi warna gembira
Pernah ku berkata pada rasaku
Bahwa rasa tak dapat merasakan

Dan kini ku berkata pada dunia
Segala apa yang ku kata tak pernah benar adanya
Hanya seuntai pernyataan hati
Tentang rasa yang ada dalam diri

Rabu, 22 Oktober 2008

Bola mata biru

Sejenak terkesima, tertahan langkah
tertumpuk pandang pd bola mata biru di seberang
apakah yang dia cari?
Saat memandang hampa pada rerumputan di depan mata?
aku ingin bertanya
namun lisan tak mampu berkata
hanya mampu terpana
pada sosok indah di sana
mengagumi keagungan Tuhan dalam semua karyanya yg ada
menggetar sanubari
menggelegar degup di hati
Salahkah bila tersirat inginku tuk memiliki?

Hanya Dia

Aku ingin dia ada
Saat suka maupun duka
Ketika hati merasa luka
Kala hidup hanya balada

Aku ingin dia disini
Menemani di dalam sepi
Menjaga saat aku sendiri
Menenangkan saat resah menghantui

tersisa kepingan2 rindu yang kurajut hingga batas cakrawala

Untuk Dia
dan Hanya Dia

Template by : kendhin x-template.blogspot.com