Degup2 yang bergetar dalam sukma.
Tak lagi mampu kusimpan dalam suka.
Ia berontak.
Ingin tak lagi terkungkung dalam kotak-kotak.
Ingin lepas, bebas.
Terbang menaungi semilir yg terhempas.
Raga ini menyungging tawa.
Namun galau dan resah tak kunjung pergi jua.
Hati ini kosong untuk sekian lama.
Namun kau datang mengisi penuh dalam sekejap saja.
Gelisahku tak menentu.
Berdebar menanti 1 kata darimu.
Jika rasaku tak senada dalam rasamu.
Tetaplah, jangan pernah pergi dari hatiku.
Aku tak ingin luka lagi.
Aku tak ingin merasa perih untuk kesekian kali.
Andai mampu kupinta.
Bolehkah kau tetap disana?
Entah, apapun diri ini bagimu.
Aku hanya ingin kau ada.
Bahagia.
Sebab,aku gila karna kamu..
_1207_
Minggu, 12 Juli 2009
saM gnayaS ukA
Diposting oleh Saia Ini... di 16.17 1 komentar
Selasa, 07 Juli 2009
Ada untukmu
Tekadku goyah,
Runtuh dan musnah.
Pelita itu seakan semu.
Memanggil2 harapku.
Aku menggigil.
Bukan karna dingin menembus kulit.
Bukan pula karna bibir ini tergigit.
Namun karna hatiku terjepit.
Terjepit diantara dua benua keindahan.
Yang keduanya tampak sejuk namun menyilaukan.
Jelaskan padaku!
Apa arti diri ini bagimu.
Jika harap mampu kupinta.
Sadarilah bahwa aku ada.
Aku ada untukmu.
Diposting oleh Saia Ini... di 21.53 0 komentar
Senin, 06 Juli 2009
Pilu
Hangatnya mentari pagi ini.
Namun masih tak mampu menghangatkan hati.
Tetap beku, pilu.
Lebam tak terperi.
Menetap sejak lirihmu menghunjamku kemarin.
Tepat sasaran!
Tepat di jantung hatiku.
Kata itu membuatku mati.
Jika inginmu aku begini.
Jangan ubah apa yg kumiliki.
Jangan curi hatiku yg setengah lagi.
Padahal kau tau setengah hatiku telah pula dicuri yg lain.
Kini tiada hati lagi yg kumiliki.
Semua raib, tak bersisa.
Mengapa kau tak kunjung sadar.
Aku menantimu, aku menunggumu.
Mengapa kau tak kunjung sadar.
Aku untukmu, aku ingin begitu.
Sudah begitu jauh arus membawa hati ini.
Sejak ucapmu yang lalu.
Hampa mengusikku.
Pupus sudah harapku.
Ah, padahal aku cinta kau!
Diposting oleh Saia Ini... di 19.39 0 komentar
Minggu, 05 Juli 2009
Dialogue. . (2)
Sang Dewa meratap iba:
"Sesungguhnya tahu kau si cahaya hatinya.
Memekikkan darah yang disebab cinta.
Buat hati terus terbuai.
Matanya kosong tak punya pusara."
"Aku menghampirinya yang terpana akan bumi.
Sangat pekik dan menyengat.
Sayapnya rapuh, serapuh gundukan debu yang hilang jika tertiup nusa.
Matanya memutih, kosong tanpa cinta lagi."
"Dimana aku?
Bumi jawabku.
Tempat inikah yang dikatakan sang langit?
Tempat ladang seribu cinta tapi kenapa pelik dan penuh muslihat?
Apakah mereka tidak pernah berkata padamu wahai rintihan rembulan."
"Matanya penuh tanya.
Mencari jawab tanyaku akhir."
"Di sini cinta ditanam, dan dipanen dengan pengorbanan dan airmata."
Bidadari Buangan tertegun:
"Iyakah yang dikata sang dewa?
Jika sang langit mengutus bidadari kesana.
Lantas apa yang patut dia timba?
Apa yg patut ditanya?"
"Jika bumilah si ladang cinta.
Mengapa muslihat pelik merusak cita.
Pantaskah masih mengepak sayap ini kemari.
Ah, ,aku tak inginkan bumi!"
"Kembalikan asaku yang mampu melayang bebas.
Kembalikan airmataku yang tlah mengalir deras."
"Jika keindahan rasa itu menyisakan perih.
Biarlah aku tak bersamanya.
Ku mohon buang cinta itu!
Agar sukmaku tak lagi penuh lara.
Ku mohon musnahkan hati itu!
Agar hasratku tak lagi kembali padanya."
"Izinkan aku berpendar.
Menjadi pelita atas rembulan.
Jika inginmu mengutus kemari.
Biarlah aku mati disini !"
(dialog: dewa by Ady & bidadari buangan by Ing)
Diposting oleh Saia Ini... di 19.31 0 komentar
Sabtu, 04 Juli 2009
Dialogue. .
Sang Dewa berkata:
"Dan keheningan itu datang.
Begitu kuat hingga pecah kelima arah.
Mengisi ulang setiap hati yang lelah.
Terukir dalam disetiap sanubari."
"Horizon mata menangkap spektrum hitam itu.
Iya.. Sang bidadari telah jatuh dari surga.
Menyedihkan dan begitu memilukan.
Laksana kota mati di ujung barat rusia.
Terkapar tak berdaya karena cinta."
"Hatinya menjerit.
Walau tuturnya berkata dia bahagia.
Tuhan tahu yang sebenarnya terjadi.
Untuk itulah aku dituliskan,
menghampirinya hari ini"
Bidadari Buangan terisak:
"Bimbang itu mengada-ada.
Menggelitik diri tuk mengucap tawa.
Walau terpaksa,
Demi menutup luka yang semakin menganga."
"Hening yang pecah kelima arah.
Tak mengisi ulang hati yg lelah.
Ia justru berbalik menghadang.
Memekik dan menulikan mata hati."
"Andai bidadari tak terbuang dari surga.
Pasti cinta tak menyadarkannya,
Akan luka yang terbawa."
"Biarkan ia tahu saja.
Bahwa selalu ada yang nyata.
Dibalik tiap pedih yang tertancap."
"Biarkan ia sadar.
Bahwa hidup tak selamanya datar.
Ada pasang surut yang patut dikecap"
(dialog: dewa by Ady & bidadari buangan by Ing)
Diposting oleh Saia Ini... di 21.10 0 komentar
Aku Mohon
Aku mohon. .
Jangan biarkan aku melambung dalam kebaikanmu.
Aku mohon. .
Jangan biarkan aku terbuai rasa padamu.
Aku mohon. .
Jangan biarkan aku memberi hati untukmu.
Aku mohon. .
Jangan biarkan aku bergantung hanya padamu.
Aku mohon. .
Jangan remuk aku dengan genggammu. Jangan siksa aku dengan katamu.
Berhenti!
Aku tak ingin dengar lagi!
Aku tak ingin dengar lagi tentang dia darimu!
Diposting oleh Saia Ini... di 16.20 0 komentar
Jumat, 03 Juli 2009
Jadikan Aku Peganganmu
Jika memang tak terjangkau
Layakkah aku berdiri di sisi
Jika memang tak tergapai
Layakkah aku melihat kau
Begitu dekat, namun tak tersentuh
Begitu kuat, namun ternyata rapuh
Tak bisakah aku jadi tiang penyangga
Saat kekokohanmu goyah
Bak ilalang lemah tertiup angin
Melambai ke kanan dan kiri tanpa pasti
Diposting oleh Saia Ini... di 19.04 0 komentar
Kamis, 02 Juli 2009
Hey! Kau Yang di Sana..
Hey! Kau yang di sana..
Dengarlah jiwaku yang akan bercerita untukmu.
Kisah rasa yang tak dapat ku artikan.
Hanya mampu membuatku tersenyum sendiri.
Hey! Kau yang di sana..
Tidakkah kau tahu lakumu bermakna bagiku.
Perlindunganmu memberi harapan palsu.
Perhatianmu mengusik hatiku.
Hey! Kau yang di sana..
Aku tak mampu berkisah karnamu.
Semua kataku habis tertelan senyum.
Aku bimbang karenanya.
Kembalikan aku yang tak ingin kembali.
Hey! Kau yang di sana..
Ketika berjalan..
Kau bantu aku melompat dari ketinggian agar tak jatuh.
Kau pindah aku ke sisi jalan agar tak terserempet.
Kau kibas rumput dari rok ku agar tak mengotori.
Hey! Kau yang di sana..
Mengapa kau perlakukan aku bagai bola kaca rapuh yg layak di jaga dalam sebuah sel hingga tak kau sentuh bola itu?
Apa hanya karna aku seorang wanita?
Bukan karna rasa yg ada.
Hey! Kau yang di sana..
Mengapa kau harus memandang selalu ke belakang?
Padahal ada yang mengulurkan tangan di depan jalan menunggumu.
Contohnya, AKU.
Diposting oleh Saia Ini... di 19.39 2 komentar
Aku Luluh
Kusemat rindu pada sang pelita
Nan menuaikan senyumq
Ketika bimbangku dikejar sepi
Kucerai hamparan bunga-bunga
Nan elok bertebar disekitar
Ketika ronaku memerah akan tatapnya
Aku luluh
Terbawa aliran setapak
Yang dijejaki saat bersama
Aku luluh
Terhanyut gelombang gembira
Indah, selayak pandangan dari ketinggian bianglala
Aku luluh
Terbuai budinya
Nan menarik keluar ragaku
Berlari mencari hatinya
Aku luluh
Bayangnya mengisi benak ini
Menarikku pada mimpi yg tersenyum dalam lelap
Diposting oleh Saia Ini... di 09.18 0 komentar